Indonesia mengecam aksi militer Israel di Suriah yang memperkeruh situasi keamanan. Bentrokan antara pemerintah Suriah dan milisi setempat telah mengakibatkan jatuhnya korban sipil.
“Indonesia mengecam intervensi militer Israel yang tidak menghormati kedaulatan Suriah,”
Hal ini dinyatakan oleh Kementerian Luar Negeri RI dalam sebuah pernyataan resmi yang dibagikan melalui media sosial, seperti yang dilaporkan pada Kamis.
Di sisi lain, Indonesia juga prihatin dengan meningkatnya konflik antara pemerintah Suriah dan kelompok minoritas Druze di Suwayda, dan terus mendukung upaya perdamaian yang dilakukan pemerintah Suriah.
Pemerintah Indonesia menyerukan penyelesaian konflik Suriah melalui dialog damai dan inklusif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat “dengan tetap menjunjung tinggi persatuan serta keutuhan wilayah Suriah”
.
Dilaporkan oleh Sputnik, pada Selasa (15/7), militer dan Kementerian Dalam Negeri Suriah mengerahkan pasukan ke Suwayda untuk menumpas kelompok bersenjata ilegal.
Setelah operasi tersebut, peralatan militer berat ditarik dari Suwayda menuju Damaskus, dan pengawasan area permukiman diserahkan kepada pasukan keamanan dalam negeri.
Operasi ini dilaksanakan setelah terjadinya serangan terhadap desa-desa Druze dan blokade jalan utama yang menghubungkan Suwayda dan Damaskus pada hari Minggu sebelumnya.
Pada Rabu (16/7), militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka melancarkan serangan terhadap Markas Besar Staf Umum militer Suriah dan target militer lainnya di dekat istana kepresidenan di Damaskus.
Israel berdalih bahwa serangan tersebut dilakukan untuk melindungi komunitas Druze di Suriah yang berada dalam kondisi terancam.
Israel menyatakan adanya hubungan erat antara komunitas Druze di Suriah dan yang berada di Israel, dan hubungan historis yang telah terjalin lama.