Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) telah menyelenggarakan pelatihan manajemen dan keuangan bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Badan Usaha Milik Kelurahan (BUMKal) yang berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pelatihan ini berlangsung selama dua hari, dari 13 hingga 14 Agustus 2025, sebagai bagian dari komitmen FEB UI terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Program ini dilaksanakan melalui kerjasama antara Tim Pengabdian Masyarakat FEB UI, Pusat Pengembangan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), serta BRI Insurance. Fokus utama dari pelatihan ini adalah meningkatkan kapasitas manajemen dan keuangan BUMDes dan BUMKal di daerah DIY dan sekitarnya.
Dr. Elok Savitri Pusparini menjadi Ketua Tim dalam pelatihan ini, didukung oleh anggota tim seperti Prof. Rofikoh Rokhim, Ph.D., Dr. Dwi Nastiti Danarsari, Muhammad Budi Prasetyo, M.S.M., dan Fendy Fadillah Akbar, M.Sc., mahasiswa pascasarjana Ilmu Manajemen. Pada hari pertama, tim FEB UI melakukan kunjungan lapangan ke BUMDes di Yogyakarta dan Klaten untuk melihat proses bisnis peternakan dari dekat. Pelatihan dilanjutkan pada hari kedua dengan diikuti oleh perwakilan BUMDes dan BUMKal.
Menurut Dr. Elok Savitri Pusparini, potensi sektor peternakan BUMDes sangat besar untuk pengelolaan sumber daya desa dan peningkatan Pendapatan Asli Desa (PAD), namun dihadapkan pada tantangan dalam pengelolaan organisasi dan keuangan. “Oleh karena itu, kami berkolaborasi dengan Fakultas Peternakan UGM untuk memberikan pembekalan manajemen dan pengelolaan keuangan, melengkapi pengetahuan teknis peternakan yang telah dimiliki para pelaku BUMDes,”
ungkap Savitri. Pelatihan dibuka oleh Prof. Rofikoh Rokhim, Ph.D., yang menyoroti pentingnya tata kelola usaha desa yang baik untuk mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan usaha.
Peserta pelatihan mendapatkan materi mengenai pengelolaan organisasi, kewirausahaan, operasional, serta penyusunan laporan keuangan sederhana dan perencanaan investasi. Disamping itu, BRI Insurance memberikan materi mengenai proteksi aset usaha. Dr. Muhsin Al Anas dari UGM menyatakan dukungan terhadap kolaborasi ini. “Kami berharap para pelaku usaha BUMDes dan BUMKal tidak hanya mampu menjalankan operasional, tetapi juga semakin memahami pentingnya manajemen dan pengelolaan keuangan,”
ujar Muhsin. Direktur Utama BRI Insurance, Budi Legowo, menyoroti tantangan risiko dalam usaha peternakan seperti penyakit ternak dan fluktuasi harga pakan. “Perlindungan aset melalui asuransi bukan hanya bentuk mitigasi, tetapi strategi keberlanjutan usaha. Dengan pengelolaan risiko yang tepat, BUMDes dan BUMKal dapat menjaga stabilitas bisnis sekaligus memberikan kontribusi ekonomi yang konsisten bagi desa,”
tutur Budi.
Sebagai penutup, Dr. Elok Savitri Pusparini berharap bahwa pelatihan ini memberikan dampak positif dalam membentuk tata kelola BUMDes dan BUMKal yang profesional dan akuntabel. Hal ini diharapkan dapat mendukung pencapaian SDGs 2 (Zero Hunger) dan SDGs 8 (Decent Work and Economic Growth). “Dengan pengelolaan yang lebih terstruktur, sumber daya desa dapat dimanfaatkan secara produktif untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan perekonomian mikro, dan membawa dampak positif berkelanjutan bagi masyarakat,”
kata Savitri.