Indonesia dan Turki menegaskan kembali komitmen mereka untuk memperkuat kolaborasi di sektor industri, yang dianggap sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Salah satu langkah nyata adalah pembuatan peta jalan (roadmap) untuk kerja sama industri strategis.
”Indonesia akan segera menyusun roadmap kerja sama industri Indonesia Turki sebagai panduan strategis untuk memperkuat kolaborasi jangka panjang di berbagai sektor,”
kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataan di Jakarta, Senin.
Pembentukan roadmap ini disepakati pada saat Menperin Agus Gumiwang bertemu dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, Mehmet Fatih Kacir, dalam 12th Annual Teknofest Aerospace and Technology Festival di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, Turki, pada 20 September.
Pertemuan ini sekaligus merupakan tindak lanjut dari berbagai interaksi intensif yang telah berlangsung antara Indonesia dan Turki selama dua tahun terakhir. Sejak kunjungan kami ke Turki pada Juni 2024, sejumlah perusahaan besar seperti Sanko Holding, Arcelik (KOC Holding), dan Kordsa (Sabanci Holding) menunjukkan minat besar untuk berinvestasi di Indonesia.
Sebagai informasi, Sanko Holding telah memulai investasi di sektor budi daya tuna yang berbasis di Biak, Papua. Menperin berharap Sanko dapat memperluas investasinya ke sektor hilirisasi, termasuk pengolahan tuna dan industri pendukung seperti galangan kapal, serta mengeksplorasi peluang investasi pada proyek energi terbarukan di bidang PLTA.
Sementara itu, Kordsa yang telah beroperasi di Bogor dengan memproduksi bahan baku ban, tengah mengembangkan riset material komposit dan produk bernilai tambah tinggi untuk ekspor. Perusahaan ini telah membangun fasilitas penelitian dan pengembangan pada tahun 2023 dan berencana mengembangkan produk komposit, airbag, dan penguat struktur bangunan untuk tujuan ekspor. Menperin mengusulkan agar perusahaan ini mengajukan insentif fiskal berupa super tax deduction untuk litbang.
Arcelik, sebagai produsen peralatan rumah tangga terbesar kedua di dunia, telah bekerja sama dengan mitra lokal untuk memproduksi mesin cuci di Indonesia. Perusahaan ini berencana memperluas produksi lemari es serta pendingin udara, dengan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi baru di Asia, sejalan dengan fasilitasnya di Thailand.
“Momentum kerja sama Indonesia dan Turki juga diperkuat melalui pertemuan High-Level Strategic Cooperation Council (HLSC) pada Februari 2025, ketika Presiden RI dan Presiden Turki menandatangani Joint Statement memperingati 75 tahun hubungan diplomatik,”
ujar Menperin.
Dari pertemuan tersebut, dihasilkan 12 nota kesepahaman di berbagai sektor, termasuk industri pertahanan, energi, kesehatan, pendidikan tinggi, perdagangan, hingga perindustrian. Secara khusus di bidang industri, kedua negara sepakat membentuk Komite Bersama untuk Kerja Sama Industri yang mencakup 14 sektor strategis, mulai dari teknologi baterai, kendaraan listrik, tekstil, hingga industri halal.
“Selain itu, terdapat 10 kesepakatan antarperusahaan, seperti kerja sama antara Pertamina Hulu Energi dan TPAO di sektor migas, kerja sama PT PAL Indonesia dengan TAIS Shipyard untuk pembangunan frigat kelas Istanbul, hingga joint venture antara perusahaan Indonesia dengan Baykar dan Roketsan untuk pendirian fasilitas produksi drone tempur,”
kata Menperin.
Pada bulan April 2025, Presiden RI Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Turki yang fokus pada investasi di sektor strategis seperti baterai kendaraan listrik, energi terbarukan, industri pertahanan, dan tekstil kelas atas. Kunjungan ini juga menghasilkan kesepakatan mengenai kolaborasi produksi vaksin serta kerja sama dalam pengembangan drone, misil, dan komunikasi militer.
Di sisi bisnis, perusahaan Indonesia seperti Asia Pacific Rayon berhasil menandatangani kontrak ekspor dengan mitra Turki untuk serat viscose senilai jutaan dolar.
Kemudian, pada April 2025, Menperin Agus juga menerima kunjungan kehormatan dari Duta Besar Turki untuk Indonesia, yang menyepakati pelaksanaan 1st Joint Committee Meeting pada Juni 2025, dengan deliverables awal berupa pengembangan SDM di kawasan industri, kerja sama techno park, produksi baterai dan EV, serta forum investasi.