Abdulla Salem Al-Dhaheri, Duta Besar Persatuan Emirat Arab (PEA) untuk Indonesia, menegaskan komitmen PEA untuk meningkatkan investasinya di sektor-sektor prioritas yang dikelola oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia.
“Kami bersemangat dan amat berminat, dan kami telah menyampaikan ketertarikan untuk berinvestasi bersama Danantara,”
ungkap Al-Dhaheri saat ditemui di kediaman Duta Besar UAE di Jakarta.
Al-Dhaheri mengatakan bahwa pembicaraan dengan mitra dari Danantara sedang berlangsung dan meskipun belum ada jumlah investasi yang disepakati, diskusi ini merupakan langkah positif.
Investasi di bidang hilirisasi komoditas, seperti nikel oksida untuk pembuatan aluminium, juga menjadi perhatian utama PEA.
“Kami masih dalam tahap diskusi, belum ada hasil konkret, tapi kami harap pembicaraan dapat terus berlanjut hingga tercapai keluaran yang konkret,”
ujar Al-Dhaheri.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, sebelumnya mengatakan bahwa PEA siap menggelontorkan US$ 10 miliar dalam skema perusahaan patungan untuk pengembangan energi terbarukan di Danantara.
Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, menyebutkan bahwa diperlukan investasi asing dan dalam negeri sebesar Rp 13.032,8 triliun antara 2025–2029. Rosan optimis target investasi sebesar Rp 2.175,26 triliun dapat dicapai pada tahun 2026.
“Danantara ini menimbulkan keyakinan atau confidence (kepercayaan diri) dari para investor, terutama investor luar negeri saat mereka berinvestasi di Indonesia,”
tambah Rosan.
Menurut Rosan, Danantara sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia, berperan penting dalam membantu investor asing menemukan proyek dengan potensi keuntungan signifikan di Indonesia. (Ant/N-7)