Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengajak Israel dan Iran untuk menempuh jalur diplomatik demi meredakan ketegangan di Timur Tengah.
“Israel telah membombardir situs-situs nuklir Iran. Serangan rudal Iran juga menghantam Tel Aviv. Sudah cukup eskalasi ini, saatnya berhenti. Perdamaian dan diplomasi harus menang,”
kata Guterres melalui akun X @antonioguterres yang dipantau di Jakarta, Sabtu (14/6/2025).
Pada Jumat (13/6/2025), Israel meluncurkan serangan udara yang menyasar lebih dari 100 target di Iran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Menurut laporan dari Iran, 78 orang tewas dan 320 lainnya terluka dalam serangan tersebut, termasuk kematian Pemimpin IRGC, Hossein Salami.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan 100 – 150 rudal balistik dan puluhan drone ke arah Israel, menargetkan wilayah Tel Aviv dan Jerusalem.
Sistem pertahanan Israel yang dikenal sebagai Iron Dome dan THAAD berhasil mencegat sebagian besar serangan, namun beberapa rudal tetap menimbulkan kerusakan dan mengakibatkan korban 3-22 orang terluka/tewas, demikian dilaporkan cbsnews.com.
Akibat serangan Iran, sirene darurat menggema di seluruh Israel, dengan peringatan bagi penduduk untuk mencari perlindungan.
Rosemary DiCarlo, Wakil Sekretaris Jenderal PBB, memperingatkan dampak serius yang mungkin timbul dari serangan udara Israel ke Iran, mendesak agar kedua belah pihak mengutamakan diplomasi.
“Dampak dari serangan ini telah dirasakan di seluruh kawasan, dengan negara-negara tetangga menutup wilayah udara mereka dan menempatkan pasukan keamanan mereka dalam status siaga tinggi,”
kata DiCarlo dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB guna menanggapi serangan Iran ke Israel.